Bab 103
"Ahaha ... "
Darya sontak tertawa dengan kesan menyindir. "Kukira teguh itu hebat, ternyata dia cuma membual."
"Padahal, dia nggak bisa apa-apa, tapi sok jadi yang paling keren."
Adi juga ikut tertawa dengan kesan mengejek. Dia melirik Rina dengan sorot menghina sambil mengejek, "Suamimu hebat juga, Rina."
"Dia pintar juga membual, bahkan bualannya lebih hebat daripada aku."
Darya melirik Zakir lagi sambil mengejek, "Kamu dapat menantu aneh seperti itu dari mana, sih? Kasih tahu aku supaya aku nggak melakukan kesalahan yang sama!"
Sebenarnya, bisa mengembalikan dana yang digelapkan adalah sesuatu yang baik.
Namun, ejekan dari Darya dan Adi membuat Zakir dan Rina merasa sangat tidak nyaman. Mereka jadi tidak ingin berlama-lama di sana.
Malam harinya.
Teguh pulang ke Bahari Indah.
Dia berjalan masuk ke dalam rumah sambil berpikir.
Mungkin hari ini dia tidak akan bisa melihat ekspresi mereka, ya?
Setelah masuk, ternyata Zakir sudah menunggu Teguh di dalam.
Zakir langsung melampiaskan amar

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda