Bab 463
Windy menatapnya, bertanya dengan serius apakah Hendry benar-benar menyukainya atau tidak.
Hendry terdiam, tidak menjawab pertanyaannya. Sebaliknya, dia malah kembali menangkup wajah mungil Windy, ingin mencium bibir merahnya lagi.
Windy segera memalingkan wajah dan menolak, "Jangan!"
Hendry mencengkeram dagu mungilnya, memutar wajahnya kembali menghadap dirinya. "Sudah sampai sejauh ini, masih menolak juga? Tak ingin mencobanya di mobil?" tanyanya menggoda.
Windy menatapnya lekat-lekat. Cahaya malam menerangi wajah tampannya yang mempesona, penuh kedewasaan, kekayaan, dan daya tarik. Ditambah ajakannya yang menggoda secara terbuka seperti itu, membuat siapa pun sulit menahan diri.
Namun, Windy begitu kesal hingga geram setengah mati. "Aku memang ingin mencobanya di mobil," ujarnya sengaja.
Tatapan Hendry makin gelap dan tajam, dia langsung bergerak maju ingin kembali mencium bibirnya.
Namun, Windy cepat-cepat menambahkan dengan nada sinis, "Bukan denganmu, tapi dengan pacarku, Charles

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda