Bab 415
Devan berhenti.
Felica menatapnya dengan mata berbinar. "Devan, sekarang aku ini pacarmu, 'kan?"
Tubuh Devan menegang.
Felica melanjutkan, "Cuma orang yang pacaran yang bisa seperti ini. Berarti aku pacarmu dan kamu pacarku, 'kan?"
Seperti disiram air es, gairah Devan langsung padam. Dia perlahan melepaskan Felica dan berusaha menjauh.
Namun, Felica tidak membiarkannya. Dia malah menariknya kembali, melingkarkan tangannya di leher Devan. Bibir mungilnya mengerucut kesal. "Jadi, maksudmu apa? Nggak mau pacaran, tapi berani cium aku? Mau enaknya saja?"
Devan menelan ludah, mencoba menjauh dari aroma manis Felica. "Maaf."
Devan bilang maaf.
Emosi Felica hampir meledak. Jadi, Devan tidak mau berpacaran dengannya?
Felica menatapnya. "Kamu nggak menyukaiku?"
Devan terdiam.
Felica mendekatkan wajah mungilnya, matanya yang berbinar terlihat manis dan manja saat bertanya, "Kenapa kamu nggak suka aku? Aku kurang cantik? Kurang lembut? Kurang menurut? Coba bilang, siapa tahu aku bisa berubah."
De

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda