Bab 345
Hendry menatap Jevin dan berkata, "Istirahatlah dulu. Kita bicarakan semuanya besok."
Malam ini, baik Windy maupun Jevin butuh waktu untuk memulihkan diri. Urusan meninggalkan desa bisa dibahas nanti.
Dengan keberadaan Hendry, Jevin merasa jauh lebih tenang. Dia mengangguk. "Baik."
Hendry lalu menggendong Windy keluar. Di luar, Clea masih menunggu. Begitu melihat mereka, dia segera melangkah mendekat. "Kak Hendry, bagaimana kondisi adikmu?" tanyanya.
"Dia demam tinggi. Clea, bisakah kamu mencarikan kami sebuah kamar?"
Menatap wajah tampan Hendry yang penuh karisma, Clea yang memang seorang penggemar wajah tampan mana mungkin menolak? Dia segera menggunakan statusnya sebagai putri kepala desa untuk mengatur sebuah kamar yang bersih bagi mereka.
Setelah mendapatkan kamar, Hendry membaringkan Windy di ranjang. Tubuh gadis itu dingin, keringat membasahi dahinya, dan helaian rambut tipisnya menempel di kulit pucatnya, menciptakan kesan rapuh yang membuat hati siapa pun terenyuh.
Dengan gera

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda