Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 7

Tang Ruochu bersama dengan Song Anyi beranjak meninggalkan kantor dimalam hari. Ketika mereka berpisah di depan pintu masuk, Song Anyi memandang Tang Ruochu dengan perasaan khawatir kemudian dia menghampirinya dan berkata, "Ruochu, apakah kau ingin menginap di tempatku untuk beberapa hari ini?" Ada perasaan tidak nyaman ketika ia membiarkan Tang Ruochu pulang ke rumahnya dan bertemu dengan Gu Ruoruo karena mereka masih tinggal dirumah yang sama. Gu Ruoruo adalah wanita yang sangat jahat sehingga tidak ada seorangpun yang tahu kapan dia mulai melancarkan serangannya lagi. Tang Ruochu mengerti apa yang dikhawatirkan oleh sahabatnya itu dan dia merasa tersentuh oleh sikap dan perhatiannya itu. "Terima kasih atas tawaranmu, Anyi. Tapi aku bisa menanganinya sendiri," katanya. Dia tidak merasa takut dengan seseorang seperti Gu Ruoruo. Dia juga telah berjanji pada Lu Shijin bahwa dia akan tinggal bersamanya, jadi dia harus segera pulang untuk menyiapkan barang-barangnya. “Tapi…” protes Song Anyi. Bagaimana pun, dia mengambil nafas ketika melihat sebuah tekad bulat yang terukir jelas di wajah Tang Ruochu dan kemudian dia berkata, "Baiklah, aku tidak akan memaksakan kehendakku karena kau sudah mengambil keputusan. Ingat aku adalah orang pertama yang harus kau hubungi jika kau mendapatkan masalah. Tolong ingat itu, mengerti? " ... "Baik," kata Tang Ruochu. "Aku akan pergi. Hati-hati dijalan," ucap Song Anyi. "Ya, kau juga," jawab Tang Ruochu. Tanpa berlama-lama lagi Tang Ruochu segera berpisah dengan Song Anyi dan bergegas pulang. Baru saja dia mengambil beberapa langkah ketika sebuah mobil berjenis Maybach yang bergaya mewah tiba-tiba melaju dari belakang dan berhenti tepat di sampingnya. Pintunya terbuka. Mu Ling keluar dari kursi pengemudi dan berkata dengan sikap hormat, "Nyonya, Tuan Lu telah meminta Anda untuk masuk dan bergabung dengannya di dalam mobil." Tang Ruochu berhenti sejenak dan membalikkan tubuhnya untuk melihat ke arah yang ditunjuk Mu Ling. Kemudian dia melihat Lu Shijin dengan anggun tengah duduk bersandar di jok belakang. Saat dia menatapnya melalui jendela mobil, ekspresinya terlihat tampak lelah dan tenang. Tang Ruochu mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil. Dia duduk di samping Lu Shijin dan merasa sedikit kebingungan di dalam sorotan matanya saat dia bertanya, "Bukankah tadi kau telah pulang lebih awal?" Kemunculannya di kantor Times Entertainment tanpa berbicara sepatah kata pun dan satu jam sebelumnya dia juga telah beranjak pergi tanpa pemberitahuan apapun. Jadi dia berpikir bahwa pria itu telah pergi beberapa waktu yang lalu, dan betapa terkejutnya dia saat melihat kehadirannya di sini. "Tidak, aku sedang menunggumu," ucap Lu Shijin acuh tak acuh sambil meliriknya. Seolah-olah terdengar bahwa dia telah menunggunya dengan waktu yang cukup lama. ... Tang Ruochu merasa sangat terkejut. Apakah Tuan Lu yang mulia telah merendahkan dirinya hanya untuk menunggunya? "Uh ... apakah ada yang salah?" dia buru-buru bertanya. "Tidak. Karena ini pernikahan pertama kita, aku hanya ingin tahu pendapatmu tentang malam pernikahan kita." Suara Lu Shijin terdengar sangat tenang seolah-olah dia mengajukan pertanyaan yang sangat biasa, tetapi kalimatnya sangat menohok. ... Tang Ruochu sangat terkejut hingga dia tersedak air liurnya sendiri dan mulai terbatuk. "Apa ... pendapatku? Aku ... belum memikirkannya. Kenapa tiba-tiba kau menanyakan pertanyaan ini padaku?" dia terbata. Pernikahan mereka dilakukan atas dasar kesepakatan kerjasama, dan masing-masing dari mereka telah memiliki alasan atau rencananya sendiri untuk menikah. Dia harus menikah hanya untuk menyenangkan keluarganya sementara dirinya hanya mencari seorang pria yang mau untuk dinikahi. Mereka tidak memiliki perasaan satu sama lain dan mereka hanya mencari seseorang untuk membina suatu hubungan kemitraan. Pada dasarnya, Tang Ruochu tidak pernah memikirkan tentang malam pernikahannya, bahkan dia juga tidak berharap bahwa Lu Shijin akan memikirkan malam pernikahan mereka juga. .... Setidaknya, hal ini didasarkan pada asumsi sebelumnya! "Tidak mudah untuk menemukan kecocokan di antara kita, jadi seharusnya tidak akan ada rasa penyesalan di malam pernikahan kita," ucap Lu Shijin dengan tenang sambil menatapnya. Sepintas terlihat kilatan menggoda dari arah matanya, yang biasanya terlihat sangat datar. ... "Apa maksudmu?" Tang Ruochu berseru kaget. ... Dia mungkin telah berjanji untuk menjadi seorang istri yang baik tetapi hal itu bukan termasuk dengan menjalankan tugas perkawinannya. Mungkinkah ... dia telah salah mengartikan kata-katanya? "Bagaimana menurutmu?" Lu Shijin bertanya. Senyum tipis terukir jelas di wajahnya dan mata hitamnya bersinar seperti nyala bara api di malam hari. Jantung Tang Ruochu berdegup kencang dan batinnya berteriak "Bagaimana ... bagaimana aku bisa tahu? Tuan Lu, aku begitu terkejut ketika mengetahui bahwa kau begitu tertarik dengan malam pernikahan kita." Lu Shijin mengangkat bahunya dan bibir tipisnya membentuk senyuman kecil saat dia berkata dengan tenang, "Aku sangat menyukai hal-hal yang baru. Pernikahan ini mungkin tidak tampak seperti sebuah acara yang resmi bagi kita berdua, tetapi aku tidak ingin malam pernikahanku menjadi biasa saja. .. Setidaknya, kita harus mengadakan makan malam untuk merayakannya. " "Uhuk….--" Tang Ruochu tiba-tiba mulai batuk tak terkendali saat dirinya tersedak air liurnya sekali lagi. "Apakah ... apakah kau sempat memikirkan makan malam ketika Kau mengatakan bahwa Kau tidak ingin menyesal pada malam pernikahanmu?" Lu Shijin menatapnya dengan saksama, dan terlihat jelas kilatan hitam matanya yang menggoda. Wajah Tang Ruochu tersipu merah dan sepertinya pipinya terasa hangat ketika mendengar ucapan terakhir dari pria itu. Dia sangat malu dan berharap lantai akan segera terbuka dan menelannya hidup-hidup. Dia benar-benar merasa sangat malu! Lu Shijin sama sekali tidak membahas tentang tugas dalam perkawinannya. Dia hanya bertanya apa yang seharusnya mereka lakukan pada malam pernikahan mereka. Sepertinya dia telah salah mengartikan maksud dari kalimatnya dan membiarkan imajinasinya berkembang menjadi liar.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.