Bab 14
Seseorang telah memperhatikan gerak-gerik Tang Ruochu sejak awal, dan tatapannya terus tertuju padanya saat dia menikmatinya sambil menjaga jarak aman di antara mereka.
Dia adalah seorang pria yang tampan, mengenakan kemeja putih dan tuksedo hitam jelas menonjolkan perawakan tubuhnya yang tinggi dan membuat kakinya terlihat sangat panjang.
Sosoknya tampak tergambar dengan baik di bawah sinar cahaya terang yang menari-nari dengan lembut di wajahnya. Matanya gelap seperti malam, dan wajahnya memancarkan pesona yang memikat dan misterius.
Banyak kaum muda dari kalangan sosialita dan masyarakat kelas atas hadir di acara tersebut, tetapi semua orang akan terlihat biasa saja jika dibandingkan dengan pria ini.
"Tuan, Istri anda sedang berada di sana. Apakah kita akan menyusulnya?" Mu Ling berkata dengan hormat.
"Tidak, kita tunggu di sini saja. Kita hanya akan bertindak jika diperlukan."
Meskipun Lu Shijin sangat menarik, dia tetap bersikap rendah hati dan dengan sengaja ia memilih sudut ruangan itu untuk menghindari perhatian yang akan ditujukan pada dirinya.
"Baik Tuan!" Mu Ling mengangguk dan kemudian berhenti berbicara.
Gu Ruoruo dan Ji Yinfeng berada di atas panggung dan mereka mulai menyampaikan pidato ucapan terima kasih mereka kepada para hadirin yang datang. "Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para tamu undangan dan para media yang telah hadir di acara pesta pertunangan kami ..."
Kilatan Cahaya lampu terang mulai keluar dari beberapa kamera saat para reporter yang berkumpul di bawah panggung dengan cepat menangkap momen itu sebanyak mungkin.
Setelah mereka menyampaikan pidatonya, upacara pertunangan yang sederhana telah selesai dilakukan dan disaksikan oleh masing-masing orang tua dari kedua belah pihak.
Ji Yinfeng mengeluarkan sebuah cincin berlian mahal, menyelipkannya ke jari Gu Ruoruo, dan berjanji untuk menjadikan dia sebagai istrinya sementara air mata kebahagiaan mengalir di pipi Gu Ruoruo.
Dia merasa seperti seorang putri yang menarik perhatian semua orang, dan dia juga bisa melihat tatapan iri yang terpancar dari para kaum sosialita yang hadir di acara tersebut.
Tang Ruochu terus saja mengambil gambar foto mereka dengan sikap yang kaku. Terkadang dia mengambil beberapa posisi pasangan yang tengah berbahagia itu dalam bidikannya dan mencoba untuk bersikap profesional secara keseluruhan.
Ji Yinfeng dan Gu Ruoruo mengelilingi ruang dansa untuk menerima ucapan selamat dari para tamu dan menyapa mereka dengan ramah setelah upacara pertunangan selesai dilaksanakan.
Tang Ruochu mencoba untuk menghindar dari situasi yang canggung ini, tetapi tentu saja Gu Ruoruo tidak akan membiarkannya lolos dari pandangannya.
"Ruochu, aku sangat senang karena kau bisa datang pada hari ini," ucap Gu Ruoruo, suaranya terdengar sangat antusias namun terkesan palsu saat dia mendekat ke arah Tang Ruochu. Lengannya dia sandarkan pada Ji Yinfeng dan matanya berkilau memancarkan rasa puas.
Ji Yinfeng bersikap tegang.
Ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan Tang Ruochu sejak dia berselingkuh darinya.
Dia tidak terlalu memperhatikan kerumunan para reporter sebelumnya ketika dia sedang berada di atas panggung, jadi dia tidak melihatnya dengan jelas.
Dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya dengan wajah yang cemberut, "Apa kau yang mengundangnya?"
"Ruochu adalah saudara perempuanku, jadi jelas aku ingin mendapatkan restu darinya di pesta pertunangan kita," ucap Gu Ruoruo dengan senyumnya yang lembut namun tetap menggambarkan sebuah ekspresi kemenangan di dalam matanya.
Tang Ruochu segera mengetahui bahwa Gu Ruoruo memang sengaja ingin menunjukkan keberhasilannya di hadapannya.
Dia menatap kedua pasangan itu dengan tenang dan kemudian ia berkata sambil tertawa dingin, "Sejujurnya aku ingin mengatakan bahwa aku lebih tertarik dengan cerita awal pertemuan kalian dan bagaimana kalian bisa jatuh cinta!"
"Aku juga ingin tahu apakah kau bisa membocorkan sedikit cerita bagaimana kau bisa mengatur pertemuan secara diam-diam, menyembunyikan hubungannya dari pandangan masyarakat umum, melakukan hubungan intim, dan bahkan memiliki anak bersama. Kalian jangan khawatir, aku akan memastikan bahwa judul yang tertulis nanti akan menjadi tajuk berita utama yang menarik untuk artikel ini! "
Bahkan orang bodoh sekalipun dapat mendengar ucapan kasar yang terdengar dari suaranya, wajah Ji Yinfeng dan Gu Ruoruo berubah menjadi pucat dan mereka menjawab dengan sangat marah, "Tang Ruochu, beraninya kau——"
"Apakah ada yang salah dengan berita ini? Apakah kau terlalu malu untuk mengakuinya? Kalau begitu kau tidak perlu menceritakannya jika kau tidak bersedia. Namun, aku hanya ingin memberi sedikit peringatan kepadamu — Kau harus berhenti membuat tipu muslihat seperti ini lagi atau aku tidak dapat menjamin tindakanmu selanjutnya. "ucap Tang Ruochu dengan nada dingin sebelum akhirnya dia pergi tanpa melirik lagi ke arah mereka berdua.
"Tang Ruochu !!!" Gu Ruoruo menahan amarahnya dengan mengatupkan giginya.
Ini hanya sebuah pertengkaran kecil selama pesta pertunangan berlangsung, tetapi peristiwa itu justru menarik perhatian banyak orang.
"Bukankah kau telah memberitahuku bahwa Tang Ruochu tidak akan menghadiri pesta ini? Apakah keberadaanya di sini hanya untuk menimbulkan masalah?" Zhao Xiaowan tersentak dengan perasan kesal kemudian dia berbalik dan melirik wajah Tang Song dengan mimik wajah yang cemberut.
Tang Song pun merasakan kebingungan yang sama kemudian dia berkata, "Karena dia telah memutuskan untuk hadir di acara ini, mungkin dia telah menerima semua kenyataan ini."
"Aku berharap seperti itu, karena aku tidak ingin dia merusak kebahagiaan Ruoruo," ucap Zhao Xiaowan.
Tang Ruochu akan tertawa terbahak-bahak jika dia mendengar ucapan dari Zhao Xiaowan.
Bagaimana bisa Zhao Xiaowan membiarkan putrinya merusak kebahagiaan orang lain, kemudian melarang Rouchu melakukan hal yang sama? Putrinya benar-benar telah merampas tunangannya, dan mereka berdua sama-sama telah melakukan tindakan yang memalukan.
Tindakan Gu Ruoruo telah membuatnya kesal karena dia merasa kalah dalam pertarungan ini, namun Gu Ruoruo masih terus saja mengingatkannya akan hal ini.
Setiap orang memiliki batasnya masing-masing, dan terutama dengan kejadian yang telah menimpa Tang Ruochu karena dia harus menghadapi situasi yang menjengkelkan ini satu demi satu.
Namun, dia tidak ingin menunjukkan titik kelemahannya di hadapan mereka, atau membiarkan mereka bersuka cita di atas penderitaannya.
Waktu berlalu, pesta pertunangan mereka masih terus berjalan. Gu Ruoruo telah menganti pakaiannya dan mengenakan gaun berikutnya,selama acara berlangsung pakaiannya mendapatkan banyak pujian dari para tetamu.
Tang Ruochu sudah merasakan kejenuhan. Dia hanya berharap pesta ini segera selesai agar dia bisa segera pulang.
Namun, tiba-tiba tubuhnya terdiam dan membeku ketika dia melihat pakaian terakhir yang dikenakan oleh Gu Ruoruo. Dia melihat warna merah saat matanya menyala karena amarah.