Bab 931 Kebenaran Harus Terungkap
"Nggak perlu repot-repot. Pecundang seperti itu nggak mungkin diberi hukuman ringan."
Itu suara Elisa. Tangannya memegang buku harian dan berkas. Di tengah kerumuman, pandangannya tertuju pada ruang tamu di bagian dalam.
"Bibi, Paman, aku datang untuk memenuhi janjiku."
Mata Dwi bergetar. Orang-orang di kompleks sudah bilang barusan, tetapi dia masih kebingungan.
Namun saat melihat Elisa, pikirannya menjadi lebih jernih.
Tangan kurus Dwi terulur, seolah-olah ingin memastikan sesuatu. Suaranya juga bergetar. "Masuklah. Ayo cepat masuk."
Hal lainnya memang tidak cocok untuk dipublikasikan.
Apalagi sejak memasuki lorong, Elisa telah merasakan kebencian dari dalam diri Retno.
Pria itu seharusnya sudah bangun.
Tetangga di sebelah rumah juga ingin ikut masuk ke dalam.
Bukan karena kepo, tetapi mereka memang ingin membantu.
Elisa tidak menghalangi.
Masalah Keluarga Marsuki memang seharusnya diungkapkan secara terang-terangan. Dengan begitu, kebenaran baru bisa terungkap.
Saat melihat suaminya
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda