Bab 243 Jangan Harap Kalian Bisa Kabur
Begitu hal ini terucap, wajah semua orang di ruangan itu langsung berubah.
...
Sebelum Junaidi marah, Janice sudah lebih dulu marah hingga matanya melotot.
Gadis ini jelas-jelas sedang memutus rezeki keluarga mereka!
"Diam kamu!" seru Janice sambil melangkah maju dan hendak menjambak Elisa.
Erika tidak menghalanginya kali ini. Di seluruh Kabupaten Anzar, tidak ada orang yang bicara seperti itu terhadap Keluarga Suherman. Gadis kota ini memang minta dipukul!
Tanpa sangka, begitu Janice bergerak, dia tiba-tiba merasa pusing dan kakinya lemas.
Untunglah ada Roni yang berdiri di sampingnya yang langsung menopangnya. "Ibu, Ibu kenapa?" tanya Roni.
"Aku pusing gara-gara gadis ini," kata Janice sambil menggelengkan kepalanya.
Junaidi tampak tenang, tetapi matanya menjadi suram. "Sungguh sulit dijinakkan. Tapi semakin liar, malah membuat aku semakin suka," ujar Junaidi.
Usai berbicara, dia menoleh ke samping sambil berkata, "Bibi Janice, bagaimana kalau hari ini bermalam pengantin dulu, dan be
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda