Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 13 Keluarga Yuridis Tidak Mengenali Permata!

"Aku pikir mereka datang untuk berobat," bisik Direktur Herry. Elisa tidak banyak berpikir, hanya menundukkan kepala untuk mengirim pesan penolakan. Belakangan ini banyak orang datang ke komunitas mencarinya untuk berobat. Banyak dari mereka datang dari kota tetangga, jadi tidak heran kalau Direktur Herry berpikiran seperti itu. Bagaimanapun juga, orang tua kandungnya tinggal di Kabupaten Anzar. "Direktur Herry, ayo kita pulang. Jangan biarkan Pak Lorenzo dan yang lainnya menunggu dengan cemas." "Oke." Direktur Herry mengangguk sambil tersenyum lebar. Dia orang tidak banyak bicara, satunya lagi tidak banyak bertanya. Oleh karena itu, kesalahpahaman yang indah pun terbentuk begitu saja. Di luar Komunitas Lestari, keluarga Suherman menunggu dengan sangat cemas. Beberapa tuan muda dari keluarga Suherman sibuk dengan pekerjaan mereka, jadi mereka hanya bisa pulang duluan. Tuan Besar Girin duduk di dalam mobil bisnis dengan pelat nomor Kota Mersus dan wajahnya terlihat kesal. "Bukannya kamu bilang Luna tinggal di sini? Tapi kenapa orang-orang di sini bilang nggak ada orang bernama Luna?" "Sa, saya akan memeriksanya lagi!" Manajer Furi yang gemuk mengusap keringat dinginnya. "Orang-orang dari Kabupaten Anzar bilang kalau keluarga Yuridis salah membawa Nona Luna. Saya sudah mengirim orang untuk menanyakannya, mungkin Nona Luna masih tinggal di Kediaman Yuridis." Tuan Besar Girin mengangkat alisnya dan berkata dengan aura yang sangat menekan, "Mengirim orang?" "Saya akan pergi sendiri! Aku pergi sekarang juga!" Manajer Furi gemetar dan segera turun dari mobil. Tuan Besar Girin batuk beberapa kali dengan keras karena marah. Beberapa tahun terakhir ini, kondisi kesehatan Tuan Besar Girin selalu buruk karena merindukan cucunya ini. Ditambah lagi dia pergi ke Kabupaten Anzar sehingga paru-parunya sedikit terinfeksi. Dokter yang ikut serta berkata dengan khawatir, "Tuan Besar Girin, kondisi Tuan tidak bisa ditunda lagi. Tuan harus segera masuk rumah sakit. Kalau Tuan tidak ingin kembali ke Kota Mersus, kita bisa berobat di Kota Sulga dulu. Ada Manajer Furi yang berjaga di Komunitas Lestari, jadi pasti akan ada kabar tentang Nona Luna." Awalnya Tuan Besar Girin tidak setuju, tetapi setelah dia mulai demam, sopir keluarga Suherman langsung mengemudi meninggalkan Komunitas Lestari tanpa banyak bicara. Orang di dalam mobil sama sekali tidak memperhatikan kalau pada saat itu, tepat saat mereka melaju pergi ada seorang gadis yang sedang naik sepeda sedang melewati mereka. "Elisa, akhirnya kamu pulang!" Begitu Bibi Diana yang menjual buah di pintu komunitas melihat Elisa mengunci sepeda, dia langsung mendekat. "Apa Herry sudah memberitahumu? Ada sekelompok orang yang mencurigakan mencarimu." Direktur Herry yang dipanggil orang di luar sebagai atasan, hanya dipanggil Herry di dalam komunitas ini. Ini menunjukkan identitas Bibi Diana yang sebenarnya. Namun, Elisa tidak peduli dengan hal ini. Dia hanya mengangkat tangan untuk memeriksa denyut nadi Bibi Diana, lalu berkata sambil tersenyum, "Ternyata Direktur Herry datang mencariku sendiri hanya untuk masalah ini. Dia sampai naik motor listrik untuk menemuiku." "Untungnya dia berhasil menyampaikannya." Bibi Diana memberikan pandangan penghargaan kepada Direktur Herry dengan sombong. Direktur Herry jarang mendengar pujian dari sekelompok atasan ini. Dia menatap Elisa dengan rasa terima kasih. "Bu Diana benar, sudah seharusnya aku melakukan ini. Kalau Dokter Elisa punya masalah di masa depan, langsung cari aku saja." Elisa bersikap sopan dan tidak menolak. "Kalau gitu, aku akan mengandalkan Direktur Herry mulai dari sekarang." Hubungan yang baik akan terbentuk di dalam lingkungan tetangga kalau penduduknya saling membantu. Kalau Elisa bersikap formal dengan Direktur Herry, mungkin Direktur Herry hanya akan memperhatikannya sebagai atasan. Namun, Elisa bersikap murah hati. Mereka saling membantu dan Elisa selalu berbicara baik tentang Direktur Herry di depan atasan lainnya. Sejak awal, Direktur Herry yakin kalau Dokter Elisa akan sukses di masa depan dan sekarang dia sangat kagum padanya. Ada berapa banyak anak muda zaman sekarang yang bisa bekerja seperti Dokter Elisa? Pria di hotel yang baru saja menganggap remeh Dokter Elisa benar-benar tidak mengenali permata! ... "Hacih!" Di Hotel Caesar, Adrian yang sedang menerima telepon tiba-tiba bersin. Dia mengernyitkan keningnya dan berkata, "Apa? Orang dari Kabupaten Anzar datang?"

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.