Bab 1276
Sesampainya di tempat tujuan.
Sopir langsung turun dari mobil.
Marla duduk di kursi belakang, rambut hitamnya yang sepinggang masih agak basah, tetapi itu tidak membuatnya terlihat berantakan, malah matanya terlihat lebih jernih dari biasanya.
Ada orang yang pernah membahas tentang kecantikan Marla.
Tidak termasuk dimensi ini.
Bahkan tidak sesuai dengan usianya.
Dia seperti wanita cantik dari Menado yang digambarkan dalam novel. Dia tidak hanya memiliki pinggang yang ramping, seolah-olah dilahirkan untuk menarik cinta, bahkan pergelangan tangannya yang halus seolah bisa hancur hanya dengan satu genggaman.
Marla yang rambut hitamnya terurai, matanya tampak berembun saat melihat orang.
"Aku nggak mengerti."
Marla tidak merasa gentar karena tekanan yang ada pada pria itu.
Dia menatap Robin tanpa berkedip, "Dengan posisimu sekarang, gadis mana yang nggak bisa kamu dapatkan? Mengapa kamu mengajukan syarat seperti ini? Seperti yang kamu katakan, ini bukanlah kerja sama yang menguntungkan bag

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda