Bab 1181 Cinta yang Masih Tersimpan
Makan sup?
Marla menyadari jika pria itu serius, dia terdiam sejenak sebelum berkata, "Aku harus pergi ke stasiun kereta untuk menjemput seseorang. Sepertinya aku nggak punya waktu hari ini."
Mendengar hal tersebut, pria itu pun seakan tersenyum. "Siapa yang begitu penting?"
"Putriku." Ketika menyebut Elisa, tatapan mata Marla agak berubah. Sorot matanya terlihat lembut.
Pria itu menatap Marla untuk waktu yang lama, lalu berkata, "Kamu benar-benar terlihat seperti seorang ibu. Sulit untuk dibayangkan."
"Aku memang seorang ibu." Marla tertawa kecil. Dia merasa kata-kata pria itu sangat aneh.
Pria itu mengalihkan pandangannya, seakan makin menambah jarak di antara mereka. "Aku Cuma nggak menyangka kamu begitu cepat beradaptasi setelah menikah dan melahirkan. Sejauh yang kuingat, kamu nggak pernah terikat oleh hal-hal sepele semacam ini."
Marla mengerutkan kening. "Putriku bukanlah hal yang sepele."
Bisa dibilang, Marla merasa agak tidak senang.
Tidak ada seorang pun yang mengerti, apa ar

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda