Bab 1175
"Sekarang sudah zaman apa, siapa yang nggak punya karir sendiri, hanya dia. Nggak ada yang berhasil dicapainya, pernah gila juga, tapi masih ingin kembali dan berdamai dengan keluarga Tanoto, entah harus bilang dia naif atau bodoh."
Perkataan Merry itu ditujukan kepada orang yang duduk di belakangnya.
Saat dia membuka mulutnya, orang itu baru berdiri dan perlahan-lahan memperlihatkan wajahnya, siapa lagi jika bukan Nyonya Inara.
"Takutnya dia belum tahu, di kalangan Kota Nelva sekarang, hak suara keluarga Winata nggak kalah dengan keluarga Tanoto."
"Terutama kamu, Merry, siapa yang nggak tahu klinik yang kamu dirikan itu."
"Pikiran si Marla ini terlalu tertutup, awalnya aku kira dia sangat hebat. Namanya saja yang besar. Apanya bunga desa dari Kota Nelva? Aku rasa itu hanya penampilan luarnya saja."
Nyonya Inara tertawa pelan, perkataannya jelas-jelas sangat merendahkan Marla.
Merry suka mendengar perkataanya, sambil meneguk kopi, dia berkata, "Sayang sekali, dia nggak mendengarkan nas

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda