Bab 1141 Keluarga Frangga Berutang Budi Padamu
"Tanpa aku, nggak akan ada kamu, apalagi dia."
"Kalau kalian keluar sekarang, orang-orang akan memanggil kalian Tuan Jimmy dan Tuan Muda Yandi, lalu bagaimana denganku?"
"Aku cuma bisa berbaring di tempat tidur menunggu ajal."
"Kalau kamu benar-benar berbakti, bagilah umurmu denganku. Itulah yang seharusnya kamu lakukan."
Setelah berkata seperti itu, wajah Tuan Besar Frengki dipenuhi dengan keserakahan.
Yandi berdiri terpaku di sana. Dia sama sekali tidak bisa membayangkan jika ini adalah kata-kata yang diucapkan oleh kakek tercintanya.
Tuan Besar Frengki sebenarnya melakukan semua itu atas keinginannya sendiri. Ketika mengetahui jika dirinya bisa memperpanjang hidup, meskipun harus mengorbankan berkah keturunannya, semua itu tidak jadi masalah untuknya.
Yang diinginkan Tuan Besar Frengki sekarang hanyalah hidup.
Hidup muda.
Tuan Besar Frengki memutar matanya. Dia ingin menjulurkan tangan yang tersembunyi di belakang punggungnya untuk mencari pengganti.
Namun, detik berikutnya, Tuan Be
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda