Bab 703
Sekembalinya ke kamar, Carla mengambil satu buku dan membacanya sambil bersandar di ranjang. Luka di pergelangan tangan Carla masih agak bengkak dan merah.
Setengah jam kemudian.
"Tok, tok, tok!" Pintu kamar diketuk.
Carla menyahut tanpa mendongakkan kepala, "Masuk saja, pintu nggak dikunci."
Arsen berkata, "Turun, makan."
Carla tetap tenang ketika mendengar suara Arsen. "Terima kasih, tapi nggak usah. Aku nggak begitu lapar. Kamu makan sendiri saja, nggak usah pikirkan aku." Suara Carla masih seperti biasa.
"Mau aku bawakan ke atas? Suruh kamu turun ya turun. Kamu nggak bisa mengerti omongan orang?"
Arsen tiba-tiba menjadi emosi lagi. Arsen juga tidak tahu mengapa dia tidak bisa mengontrol emosinya. Arsen menyesal sedetik setelah berbicara demikian, tetapi tidak tahu apa solusinya.
Carla menutup buku yang dia pegang. Tanpa bersuara, Carla menyibak selimut, memakai sandal, turun dari ranjang, dan menaruh buku itu di meja samping kasur.
Arsen mengikuti Carla dari belakang. Mereka turun
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda