Bab 524
...
Sepulangnya ke kampung halaman Irvan di Kota Permani, Farhan merebus obat herbal untuk Carla. Walau pahit saat diminum, setidaknya menurunkan demam.
Irvan membungkus Carla dengan selimut tebal. Carla yang berbaring di ranjang bermandikan keringat. Dia menarik syal di lehernya. "Irvan, panas sekali."
"Tahan dulu. Setengah jam lagi baru boleh lepas. Tunggu kamu sembuh, aku buatkan makanan lezat."
Carla adalah penggemar makan dan Irvan pandai memasak.
Carla pun berkompromi.
Veren memberikan permen pada Carla karena takut Carla merasa obatnya terlalu pahit.
Perapian di rumah dinyalakan. Televisi sedang menayangkan acara televisi.
Carla duduk di samping Veren sambil mengobrol dengannya. Veren tertawa geli melihat Carla terbungkus seperti ketupat. "Kalau nggak enak badan, baring saja. Nggak usah dipaksakan."
"Bibi, jangan khawatir. Aku sudah jauh lebih baik."
Ada tradisi menyalakan petasan sebelum makan malam.
Carla belum pernah merayakan tahun baru di kampung sehingga sangat penasaran.
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda