Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 4

Saat aku sedang serius menelusuri berbagai naskah yang dikirim ke email, terdengar teriakan dari bawah asrama. "Dirga, turun sini! Berani-beraninya kamu memukul pacarku!" Di bawah, Hans berdiri bersama dengan beberapa anak buahnya sambil berteriak. "Dirga, turun! Aku berjanji nggak akan membunuhmu!" Aku melirik mereka dengan tenang dari atas. Beberapa teman sekamarku mendekat. "Kak Dirga, jangan takut, kami di sini untuk membantumu," ujar salah seorang teman sekamarku. Aku melambaikan tangan, lalu berkata, "Untuk mengurus orang seperti dia, aku nggak perlu bantuan." Di tengah teriakannya, aku turun ke bawah. Saat Hans melihatku, matanya langsung berbinar. "Kamu berani turun!" "Plak!" Begitu dia mendekat, aku langsung menamparnya. Aku memandangnya dengan tatapan dingin, sementara beberapa anak buahnya langsung mendekat mengelilingiku. "Sialan, kamu sudah bosan hidup, ya!" Aku tetap tenang dengan tangan di belakang punggung. "Hans, suruh mereka berpikir dulu sebelum bertindak," ujarku. Penampilanku yang tenang membuat Hans mulai merasa cemas. "Apa maksudmu? Kamu sudah memukulku, memukul pacarku, tapi aku nggak boleh melakukan apa-apa?" kata Hans. Mendengar ucapannya, aku tak bisa menahan tawa. "Kalau Linda adalah pacarmu, kamu seharusnya tahu sedikit tentangku, 'kan?" Wajah Hans langsung berubah setelah mendengar ini. "Kalau kamu tahu tentangku, tapi tetap berani bersikap seperti ini, berarti kamu hanya peduli dengan harga dirimu, bukan nyawamu," lanjutku. Tiba-tiba, terdengar suara rem mendadak dari belakangku. Sebuah mobil van hitam berhenti. Dari dalamnya turun tujuh hingga delapan pria berbadan kekar. Otot-otot mereka jelas menunjukkan bahwa mereka sangat terlatih. Hanya dengan sekali lihat, orang sudah bisa tahu bahwa mereka adalah petarung yang handal. Di kehidupan sebelumnya, aku berhasil mematahkan tangan Hans bukan tanpa alasan. Sejak awal, Hans memang tidak punya kemampuan untuk melawanku. Namun, segala usahaku untuk melindungi Linda dulu, dianggap olehnya sebagai penghalang untuk dirinya meraih kebahagiaan. Anak buahku turun dari mobil, langsung mengepung Hans beserta teman-temannya. Tak butuh waktu lama, wajah bajingan itu langsung berubah drastis. "Kak Dirga, Kak Dirga .... Aku nggak tahu kalau itu kamu." "Hm?" "Bukan, bukan, ini salahku. Otakku lagi kacau. Ini salahku!" Hans mulai menampar wajahnya sendiri sambil berkata, "Aku sungguh minta maaf padamu!" "Aku memang buta, aku memang bodoh!" "Kasihanilah aku. Demi Linda, maafkan aku sekali ini saja." Ketika mendengar ucapannya, aku tak bisa menahan tawa. "Linda? Aku bahkan berani mukul dia. Apa menurutmu dia penting untukku?" ujarku. Perkataanku membuat wajah Hans berubah pucat seketika. Jika ini terjadi di kehidupan sebelumnya, aku pasti sudah memukulnya habis-habisan demi melindungi Linda. Namun, sekarang aku sudah tidak tertarik lagi. Jika aku melakukannya, aku justru akan tampak seperti penjahat. Seorang penjahat yang menghalangi kisah cinta Romeo dan Juliet. "Kak Dirga, aku minta maaf. Sungguh, ini semua salahku," kata Hans. Aku hanya meliriknya sekilas, lalu melambaikan tangan dengan santai. "Pergi, jangan ganggu aku lagi." Aku berbalik pergi, melambaikan tangan untuk membubarkan anak buahku yang tadi mengepung mereka. Sebenarnya, para petarung itu dulu juga aku kumpulkan karena Linda. Keluargaku selalu mengajarkan bahwa sebagai laki-laki, kita harus punya kemampuan untuk melindungi perempuan. Ketika perempuan dalam bahaya, kita harus berani maju untuk melindunginya. Ini adalah sikap seorang pria yang berkualitas. Seorang pria baik yang berkualitas. Itulah yang selalu aku anggap sebagai pedoman hidup. Melindungi Linda sudah tertanam dalam diriku sejak kecil. Aku seperti seorang ksatria, seorang ksatria yang siap mengorbankan segalanya demi sang putri. Namun, sekarang itu semua terasa seperti lelucon. Drama ini berakhir dengan cepat, bahkan tidak sempat menarik perhatian pihak kampus. Aku kembali ke kamar asrama, melanjutkan memeriksa naskah-naskah. Saat malam tiba, aku memeriksa forum kampus. Seperti yang aku duga, beberapa berita di forum telah dilebih-lebihkan.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.