Bab 14
Aku sedang berjalan menuju tempat parkir.
Namun, pada saat ini tiba-tiba terdengar bunyi klakson dari belakang.
Saat aku menoleh, aku melihat wajah Adel.
Setelah setengah bulan tidak bertemu, dia tampak seperti sudah menua sepuluh tahun. Wajahnya penuh dengan kelelahan dan kesedihan.
Ketika melihatku, dia memaksakan senyuman ramah di wajahnya.
"Dirga, kita perlu bicara," kata Adel.
Dia bahkan sampai mengejar ke perusahaan. Sepertinya dia tidak akan menyerah kalau aku tidak mau bertemu dengannya.
Aku pun berbalik, lalu duduk di kursi penumpang depan.
Adel menyalakan mobil, mengemudi keluar dari tempat parkir.
"Dirga, keluarga kita sudah berteman lama. Aku dan Ayah Linda selalu menganggapmu sebagai menantu kami."
"Bibi." Aku langsung memotong ucapan Adel, "Itu hanya lelucon di antara keluarga kita."
"Sejak kecil Linda nggak pernah menyukaiku. Aku mengetahui hal itu."
Aku berbicara dengan nada yang cukup halus, tidak ingin memperkeruh hubungan dengan Keluarga Wijaya pada saat ini.
Adel te
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda