Bab 48
Setelah puas melihat dia dipersulit, kekesalan Anita akhirnya terlampiaskan.
Dia tersenyum manis dengan sudut bibirnya dan berkata dengan penuh pengertian, "Kak Julia diam saja dari tadi, pasti dia marah! Sudahlah, mungkin niat baikku malah membuatnya repot. Karena kita mulai bekerja di hari yang sama, aku mengira kita ini setara dan memutuskan untuk melunasi tagihannya sekaligus. Tak kusangka ternyata ini malah membuatnya nggak nyaman."
"Mungkin dia memang cuma mau makan gratis, jadi nggak persiapkan apa pun. Sementara aku malah makin memperjelas hal ini. Ini memang salahku. Pelayan, sini, biar aku saja yang bayar tagihannya."
Mendengar ucapan Anita, para rekan lainnya melemparkan tatapan aneh dan merendahkan pada Julia.
Mau makan gratis? Hebat sekali!
Setelah dipermalukan seperti ini, wajah Julia langsung berubah pucat saking kesalnya.
Jika hari ini dia tidak membayar tagihan tersebut, ke depannya dia tidak akan bisa bertahan di departemen desain.
Dengan tegar, Julia berkata, "Nggak
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda