Bab 16
Namun, detik berikutnya, Dava menggelengkan kepalanya, menolak dengan tegas.
"Nggak butuh."
Mendengar itu, Sheila tidak tampak kecewa. Karena, sejak awal, dia telah memperkirakan kemungkinan ini. Dengan tenang, dia menatap Dava dan tersenyum kecil sebelum berkata, "Baiklah, kalau begitu, kalau nanti Pak Dava membutuhkan, bolehkah aku menjadi pilihan pertamamu?"
Dava tidak memberikan jawaban langsung. Namun, alisnya yang terangkat dan sorot matanya yang tajam dipenuhi rasa ketertarikan. "Kenapa harus aku?"
Pertanyaan itu membuat Sheila terdiam sejenak, tetapi dia segera menemukan ketenangannya kembali.
"Perasaan suka mana bisa selalu punya alasan?" Dia menggigit bibirnya ringan, sembari mengalihkan pandangannya. "Kalau Pak Dava benar-benar ingin tahu alasannya, maka satu-satunya jawaban yang bisa aku berikan adalah—karena kamu, maka harus kamu."
Ada sedikit kekecewaan yang menyelinap dalam suaranya saat kata-kata itu terucap.
Meski begitu, dia memang tidak berbohong.
Ruangan tenggelam d

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda