Bab 79
Devan menatap lurus ke arah Fredi. Tatapannya makin tajam.
Seakan memancarkan kilau tajam, menyebar ke segala arah.
Dia segera teringat semua ekspresi yang pernah diperlihatkan Fredi kepadanya.
Itu bisa dikatakan sangat jelek!
Fredi sangat menyayangi Marco, bahkan sampai melakukan banyak hal ilegal demi Marco.
Devan masih bisa mengingatnya dengan jelas!
Kini, meski Devan sudah meninggalkan Keluarga Atmaja, Devan masih tak bisa lepas dari kendali Fredi.
Seolah-olah seperti plester yang sangat lengket, sulit untuk dibuang dan membuat orang merasa mual!
"Devan, sebaiknya kamu jangan terus mengganggu."
"Di hadapan kekuatan sejati, kamu pasti kalah!"
"Kalau kamu setuju, itu cukup memberimu jalan keluar yang terhormat."
Desi menghela napas dan menggelengkan kepalanya sedikit.
Itu adalah satu-satunya kata yang dia ucapkan sejak dia datang ke sini.
Itu untuk membujuk Devan agar menyerah.
"Itu benar. Kamu bukan tandingannya. Serahkan saja kuota itu supaya nggak kehilangan semuanya."
Karin mengg
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda