Bab 459
Tatapan Karin tampak serius ketika dia menatap Devan.
Keduanya ingin mencoba meyakinkan Devan lagi, berharap pria ini bisa berubah pikiran.
Namun.
Devan hanya melambaikan tangannya dengan tenang, kemudian tersenyum kecil.
"Jangan katakan itu!"
"Aku meninggalkan Keluarga Atmaja karena kalian yang memaksaku, bukan hanya karena Fredi."
"Dulu, kalian seharusnya bisa melihat sendiri kehidupan seperti apa yang aku jalani di Keluarga Atmaja!"
"Aku kelaparan, nggak bisa berpakaian dengan layak, diperlakukan dengan hina, bahkan ditekan. Semua itu karena kalian, 'kan?"
"Saudara? Keluarga? Apakah kalian nggak merasa malu saat mengatakan kata-kata itu?"
Devan berkata dengan suara tenang tanpa terburu-buru.
Kata-katanya ini adalah pertanyaan langsung yang ditujukan kepada mereka.
Saat ini.
Wajah Desi dan Karin tampak makin muram. Mereka duduk dengan tubuh kaku di sana.
Kali ini, kata-kata Devan jauh lebih langsung dan tajam.
Meskipun dia mengatakannya dengan santai, setiap kalimatnya seperti pisau

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda