Bab 348
Pada saat ini.
Devan berdiri di depan Liana dengan sikap sombong, nadanya penuh penghinaan.
Hanya dengan satu kalimat, Devan membuat Liana tidak punya kesempatan untuk melawan.
Benar, apa gunanya meski dirinya akan bertindak kasar atau tidak?
Kata-kata ini sungguh terlalu mendominasi!
Orang seperti apa dia sebenarnya?
"Kamu! Kamu!"
Liana menggertakkan giginya, menatap Devan dengan penuh amarah.
Namun, Devan hanya menatapnya dengan dingin, lalu tertawa kecil seolah merasa sangat puas.
Tak ada yang bisa dilakukan.
Devan sangat mengenal wanita di depannya ini.
"Kak Liana, kamu jangan marah. Biar aku saja yang melakukannya!"
Marco dengan sengaja merangkul Liana, mencoba menghiburnya dengan nada yang lembut.
"Ya!"
Liana mengangguk pelan sebagai jawaban.
Namun, pada saat Marco merangkulnya tadi, tubuh Liana langsung bergetar.
Seolah ada aliran listrik yang mengalir di tubuhnya.
Membuatnya merasa sangat tidak nyaman.
Rasanya seperti ada seseorang yang menggunakan bulir gandum untuk menggores
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda