Bab 33
"Kalau begitu pikirkan dulu, menurutmu berapa harga Marco, lalu bicarakan padaku lagi!"
Devan berdiri dan bersiap untuk pergi dengan ekspresi tenang.
Ini seperti sedang membicarakan masalah kecil yang sangat biasa.
"Kamu ini! Lagi-lagi uang. Memangnya nggak ada hal lain yang kamu pikirkan?"
Karin menyahut dengan kesal.
"Oh? Nggak ingin bicara soal uang? Kalau begitu tunggu saja sampai berita Marco terungkap. Lagi pula, itu cuma kehilangan sejumlah uang."
Devan mengangkat bahunya samar, tampak acuh tak acuh.
Setelah itu, dia berbalik dan pergi tanpa ragu-ragu.
Hal ini mengejutkan Karin lagi, lalu ekspresinya berubah dengan drastis.
Seluruh tubuhnya menunjukkan semacam perlawanan.
"Berhenti!"
Karin menggertakkan gigi seraya menyahut dengan marah.
"Sudah dapat jawabannya?"
Devan bertanya sebaliknya.
"Masuk ke dalam mobil!"
Karin memerintah dengan nada dingin.
Devan tidak ragu-ragu lagi, lalu membawa Erica masuk ke dalam mobil.
"Kak, apa dia saudaramu di Keluarga Atmaja?"
Erica bertanya de
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda