Bab 31
Erica masih mendambakannya.
Dulu dia sering membicarakan hal ini dengan teman sekelasnya, tetapi hal itu hanya ada dalam mimpi.
Devan hendak berbicara, tetapi disela oleh Rania.
"Omong kosong apa yang kamu bicarakan!"
"Ini semua akan selalu menjadi rumah kakakmu. Pada akhirnya juga akan diberikan kepadanya!"
Rania menyahut dengan tegas.
"Baiklah ...."
Erica yang dimarahi, hanya bisa menundukkan kepalanya dan merasa sangat tidak berdaya.
"Bu, rumahnya masih ada banyak. Percuma kalau memberikan semuanya padaku."
"Aku memutuskan kalian bisa memiliki rumah-rumah ini, agar kalian bisa menjalani kehidupan yang baik di masa depan."
"Lagi pula, kalau suatu hari Erica menikah, dia bisa pergi ke mana pun dia mau. Itu bagus, 'kan?"
"Anggap saja ini sebagai ... maskawin!"
Devan menjelaskan dengan percaya diri sambil mengusap kepala Erica lagi.
Suasana di tempat kejadian berangsur-angsur menjadi santai.
"Aku masih sangat muda, saat ini masih terlalu dini untuk mempertimbangkan maskawin."
Erica ters
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda