Bab 28
Di sisi lain.
Devan menghabiskan satu hari lagi untuk menyelesaikan membaca buku kelas dua SMA.
Semua poin penting sudah tersimpan di benaknya.
Dalam perjalanan pulang bersama Erica, dia sengaja membeli beberapa gelas teh susu.
"Astaga! Kakak, kamu membeli begitu banyak teh susu. Kapan aku bisa menghabiskannya?"
Wajah Erica tampak sangat terkejut, tetapi kegembiraan yang tak bisa diungkapkan jelas terlihat di matanya.
Dia merasa sangat senang karena Devan masih ingat akan janjinya padanya.
Tidak peduli itu hanya menang 10 ribu, 20 ribu, atau bahkan 400 ribu.
Asalkan diingat, itu sudah merupakan tanda perhatian.
"Minum saja sepuasnya. Setelah ini, apa pun yang ingin kamu makan atau minum, aku yang akan tanggung semuanya."
Devan berkata penuh kasih sambil mengusap kepala Erica.
"Kakak memang sayang padaku!"
Wajah Erica tampak penuh kepuasan. Dia melangkah pulang sambil membawa lima gelas teh susu.
Ketika mereka tiba di rumah, teh susu itu tentu saja menarik perhatian Benny dan Rania.
"Li
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda