Bab 262
"Baiklah. Kalau begitu biarkan saja Devan makan dengan puas nanti."
Marco tampak tersenyum puas, bibirnya melengkung dengan kebanggaan.
Hanya membiarkan dirinya makan, itu masih bisa diterima.
"Apa rencanamu setelah perjamuan?"
"Kapan aku bisa kembali ke rumahmu dan menjadi anggota Keluarga Atmaja yang sesungguhnya?"
Natalie melirik Fredi sambil menanyakan hal ini dengan acuh tak acuh.
Marco pun ikut memandang Fredi dengan mata terbelalak.
"Ya. Ayah, kapan Ayah akan membawa Ibu kembali ke rumah?"
"Kami sudah bersabar begitu lama. Sekarang aku bahkan sudah dewasa!"
"Aku sangat ingin tinggal bersama ibu kandungku, merasakan kehangatan keluarga yang sesungguhnya!"
"Wanita-wanita di rumah itu membuatku muak, terutama saat aku harus memanggil Sonia sebagai sebutan Ibu. Ayah tahu sendiri, berapa kali aku ingin muntah setiap kali melakukannya!"
"Mereka terlalu munafik, terlalu manja, serta sangat menjengkelkan. Bahkan bernapas di sana saja sudah membuatku merasa seakan tercekik!"
Marco berbic
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda