Bab 221
Tak lama kemudian, mereka tiba di tempat tujuan yang disebut Devan.
Ini adalah satu-satunya pasar perdagangan batu alam di Yuwana.
Ini juga pusat batu alam terbesar di provinsi tersebut.
Setelah membayar ongkos taksi, Devan mengajak Erica turun dari mobil.
"Astaga, Kakak, kamu mau membelikan aku perhiasan?"
"Aku .... Aku .... Aku belum pernah memakai perhiasan sebelumnya!"
Mata Erica tampak berbinar, menatap Devan dengan penuh semangat.
"Nanti kalau ada yang kamu suka, katakan saja. Aku akan membelikannya untukmu!"
"Syaratnya, kamu harus patuh dan menggunakan liburan akhir semester ini untuk belajar dengan serius. Apa kamu mengerti?"
Devan tersenyum lembut, mencoba menggunakan hadiah ini untuk memotivasi Erica.
"Huh! Meski kamu nggak membelikanku, aku tetap sangat suka belajar!"
Erica menjawab dengan tegas.
"Baiklah, kata-katamu benar!"
Devan tak bisa menahan tawa kecilnya sambil mengangguk setuju.
Setelah itu, mereka bersiap masuk.
Namun, pada saat itu juga, Devan merasa ada sesuatu y
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda