Bab 184
"Putraku Devan telah aku besarkan sendiri sejak kecil. Aku tahu dia berhati baik. Kadang dia nggak suka bersaing, bahkan sering kali menjadi korban perundungan."
"Ketika dibawa pergi oleh orang tua kandungnya, dia diperlakukan dengan kejam tanpa melawan sedikit pun."
"Bagaimana mungkin anak seperti dia dianggap memiliki moral yang buruk?"
Rania berkata dengan suara lantang, penuh dengan amarah.
"Anakku nggak bersalah. Teman-teman sekelasnya bahkan bisa bersaksi tentang karakter anakku!"
"Sebaliknya, apakah sebuah keluarga yang tega merebut kuota penerimaan universitas milik orang lain bisa diharapkan memiliki moral yang baik?"
"Mereka hanya tong kosong nyaring bunyinya, omongannya sama sekali tak berarti!"
Benny menegaskan dengan nada dingin yang penuh wibawa.
Pernyataan ini langsung memicu amarah Keluarga Atmaja.
Wajah mereka berubah masam, menatap anggota Keluarga Wisesa dengan mata penuh kebencian.
"Kurang ajar! Kalian pikir siapa kalian berdua? Berani-beraninya datang ke sini!"
"Ka
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda