Bab 166
Di dalam mobil.
Devan dan Marco hanya diam saja.
Namun, senyum percaya diri terpancar di wajah mereka.
Satu sudah mengatur semuanya, sementara yang lain sudah melihat rencana lawannya.
Suasananya terasa sangat aneh dan janggal.
Tak lama kemudian.
Marco tiba di hotel.
Saat ini, hotel itu sudah dihias dengan gemerlap lampu dan ornamen, suasananya sangat meriah.
Begitu mobil itu datang, orang-orang langsung mengerubunginya.
Mereka semua tampak sangat antusias.
"Ini pasti tuan muda dari Keluarga Atmaja. Dia benar-benar berbakat!"
"Bukan cuma berbakat, kelak dia pasti jadi pilar negara!"
"Di usia muda sudah diterima di Universitas Buana, masa depannya sangat menjanjikan!"
Semua orang memuji dengan sangat antusias.
Ucapan ini membuat Fredi dan yang lainnya, yang ada di tengah kerumunan, tersenyum dan merasa sangat bangga.
Mereka merasa sangat dihormati dan sangat senang.
"Semuanya, anakku cuma mengikuti ujian biasa, nggak ada yang perlu dibanggakan."
"Baginya, ini cuma ujian biasa saja!"
Fre
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda