Bab 132
"Terima kasih atas bimbingannya. Pak, apa aku boleh tahu siapa namamu?"
"Kalau nanti aku berhasil mendapatkan keuntungan dari saham ini, pasti aku akan mentraktirmu makan!"
Devan berjanji dengan penuh semangat.
"Namaku Eko Setya. Aku hanya sekadar berbagi pandangan saja, bukan memberikan bimbingan apa pun."
Pria tua itu berkata sambil tersenyum santai.
"Pandangan ini sangat berguna! Jadi aku nggak perlu lagi mempelajarinya terlalu lama!"
"Aku harus mentraktirmu makan. Bagaimanapun juga, ini adalah takdir!"
Devan tertawa gembira, wajahnya penuh keceriaan.
"Kalau begitu, karena kita bicara tentang takdir, aku ingin mengatakan sesuatu lagi."
"Aku sedikit memahami pengobatan. Barusan aku mengamati kalau tubuhmu penuh dengan kelembapan. Kamu sering mengalami nyeri sendi, 'kan?"
"Kalau nggak keberatan, bagaimana kalau aku membantumu mengobatinya?"
Eko berbicara dengan nada serius.
Mendengar hal itu, ekspresi Devan langsung berubah.
Dia memandang Eko dengan cermat, sementara rasa waspada munc
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda