Bab 65 Hukumannya Masih Kurang Berat
Lantai satu, ruang tamu.
Hasan sudah datang ke Teluk Sereniti sejak pagi, tetapi sekarang sudah hampir dua jam duduk di ruang tamu.
Rapat riset bisnis yang dijadwalkan pukul delapan terus ditunda, tetapi dia juga tak berani sembarangan menelepon untuk mengganggu.
Jadi, dia hanya bisa menunggu.
Selama waktu itu, Hasan sudah minum tiga teko teh dan bolak-balik ke toilet delapan kali.
Akhirnya, suara langkah kaki yang stabil terdengar dari tangga.
Begitu melihat Ivan turun, Hasan langsung bangkit dari sofa.
Tubuhnya berdiri tegak, menyapa dengan hormat, "Pak Ivan."
Ivan mengangguk ringan tanpa berhenti, langkahnya mantap menuju pintu.
Hasan bergegas mengikuti dari belakang.
Mereka masuk ke mobil.
Hasan mengambil map hitam dari tas kerjanya, lalu dengan sigap menyerahkannya ke kursi belakang pada Ivan.
"Pak Ivan, ini ringkasan rapat riset bisnis nanti. Silakan diperiksa."
Jari panjang Ivan menempel ringan di map itu, tanpa ekspresi dia mulai membukanya.
Tiba-tiba, Hasan teringat kejadian s

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda