Bab 226
"Ya."
Terhadap Tuan Besar, Walace selalu bersikap seformal ini.
Dia mengendalikan kursi rodanya dan menuju ke belakang Louis.
Louis sejak awal memang berjalan dengan gemetar. Begitu mendengar suara kursi roda, dia seperti burung ketakutan yang mendengar suara panah, buru-buru melangkah cepat beberapa langkah ke depan. Sampai kembali ke mobilnya sendiri, jantungnya masih berdebar kencang.
Selama bertahun-tahun ini dia memang pernah menyuruh orang untuk membunuh Walace, tetapi reaksi Walace selalu datar saja. Walace tidak pernah terluka, juga tidak pernah menyelidiki siapa dalang di baliknya.
Louis menggenggam setir dengan kedua tangannya, ingin segera pergi dari tempat ini, lalu langsung pergi tanya ke si bejat Giany, apa sebenarnya yang terjadi.
Dia menginjak pedal gas sekuat tenaga. Ketika baru sampai dekat rumahnya, tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang dan memotong jalannya.
Saat ini Louis memang sedang dalam keadaan panik. Dia menginjak rem dengan keras, kepalanya membentur setir,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda