Bab 208
Ujung jari Giany digigit oleh Walace. Suara Zane masih agak serak setelah melakukan hubungan intim.
"Kamu bilang kamu datang bersama atasanmu?"
Giany merasa sedikit lelah dan menguap. "Hmm, iya."
"Bagaimana atasanmu?"
"Lumayan baik."
"Kalau dibandingkan denganku?"
Giany langsung membuka mata. Ruangan itu sangat gelap sehingga Giany hanya dapat melihat siluet Zane. Tubuh Zane juga sangat bagus. Giany tidaklah rugi.
"Nggak bisa dibandingkan karena kalian sangat berbeda. Atasanku selalu dingin dan cuek pada semua orang, seperti salju di gunung, sedangkan kamu adalah bunga prem merah, antusias, dan menyenangkan. Atasanku hanya bisa dikagumi dari jauh."
"Bagaimana kamu tahu atasanmu seperti yang kamu katakan? Mungkin kamu hanya kurang mengenalnya, seperti kamu kurang mengenalku."
Giany mengernyit seraya menimang wajah Zane. "Aku kurang mengenalmu, maka biarlah aku mengenalmu perlahan-lahan. Kalau kamu selalu menyembunyikan wajahmu, bagaimana aku bisa mengenalmu?"
"Kamu sudah melihat wajahku

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda