Bab 193
Giany mengucapkan kalimat itu hanya untuk membuat Yoana gusar, sama sekali tidak terpikirkan, ucapan itu akan menimbulkan gelombang besar di hati orang lain.
Saat dia masih sibuk mengelap dengan penuh semangat, tiba-tiba ada sebuah tangan panjang dan ramping terulur, menyibakkan rambut yang terurai ke belakang telinganya.
Tubuhnya seketika menegang, dia menoleh dan menatap pria itu.
Walace tiba-tiba tersenyum, "Makan siang bareng, mau?"
Gerakan Giany terhenti, sejenak dia lupa untuk bereaksi.
Lalu, dirinya teringat, dia pernah bilang, selama kaki pria itu belum sembuh, dia akan siap dipanggil kapan saja.
Seakan-akan tersadar dari lamunannya, sejenak kemudian, dia baru menjawab, "Ya, ya boleh."
Begitu sahutan itu terdengar, Yoana yang berdiri di seberang langsung mendesah kaget.
Berkas di tangan Yoana terjatuh ke lantai, dia menatap adegan itu dengan tak percaya.
Gelombang besar menerpa batinnya, rona wajahnya langsung lenyap. Dia cepat-cepat menunduk memungut berkas di lantai, lalu ber

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda