Bab 186
Setelah meninggalkan vila dan kembali ke mobil, kaki Giany terasa lemas. Saat membuka kaca spion mobil, dia melihat seluruh lehernya memang dipenuhi bekas merah.
Giany bersandar di kursi sebelum keluar dan melihat matahari terbenam di luar, dia pun tersadar.
Tadi lingkungan di dalam sangat gelap dan suara pria itu begitu merdu hingga nyaris memikatnya.
Giany mengangkat tangan untuk menggosok pelipis. Mereka tidak melakukan itu sampai akhir, tetapi tidak jauh berbeda dengan melakukannya.
Giany menghela napas, merasa ada bagian dari dirinya yang kacau dan pipinya memerah.
Giany oh Giany, sebenarnya apa yang pernah kamu lakukan sebelumnya?
Akan tetapi, untung saja kunjungan ini membuahkan hasil. Setidaknya pria yang diam cari sudah tergeletak di kursi belakang.
Giany mengulur-ulur waktu selama setengah jam sebelum menginjak pedal gas.
Di dalam ruangan besar yang Giany tinggalkan, lampu masih belum menyala.
Pria itu mengusap kehangatan di ujung jarinya, sorot matanya menjadi semakin muram

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda