Bab 10
Semua orang terdiam sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak.
"Aduh, Denis, tebakanmu benar!"
Malam ini Denis tidak mengajak Yoana keluar dan dia ditemani oleh seorang gadis pendamping.
Pria memiliki sifat yang buruk. Semua orang di kalangan ini telah memanggil seorang gadis pendamping dan kalau tidak memanggilnya, itu sama saja dengan tidak punya muka.
Jadi jangan percaya apa yang pria katakan kalau mereka tidak mencari pendamping, cuma aku yang tidak.
Ingat, pria tidak ingin diasingkan dalam hal ini.
Saat Denis melihat Giany, sekilas kejutan tersirat di matanya sebelum akhirnya terlihat seolah sudah menduganya.
Dia mengerutkan kening dan meletakkan gelas bir di atas meja kopi.
"Giany, sudah cukup nggak?"
Dia telah mengacau di Bar Nebula beberapa kali sebelumnya dan sekarang datang ke sini dengan berpakaian seperti karyawan. Benar-benar tidak berguna.
Giany membungkuk, mengambil botol Romanee Conti yang termahal dan tersenyum kepada semua orang di sini.
"Siapa yang pesan bir? Mau kubantu membuka botolnya?"
Giany telah mendengar diskusi sekelompok orang ini saat berada di pintu masuk Ruang VIP dan hatinya terasa agak pedih, tetapi setelah mendorong pintu masuk dan melihat sikap orang kaya dari para pemuda ini, dia merasa seolah telah melihat segunung emas yang berjalan. Tidak lama lagi dia akan mendapatkan 200 jutanya kembali.
Harga satu botol Romanee Conti adalah 2 miliar.
Tidak ada satu pun dari semua orang yang hadir kekurangan uang, tetapi sekarang semua orang ingin melihat Giany mempermalukan diri sendiri.
Hans melirik ke arah tubuh seksi Giany beberapa kali dan menyikut Asher di sebelahnya.
"Lihatlah, kakinya jenjang sekali."
Keduanya adalah teman Denis. Biasanya mereka mengatakan segala macam hal untuk mempermalukan Giany, tetapi Denis tidak pernah menghentikan mereka.
Seorang wanita cantik kaya yang sangat menginginkannya membuat Denis sangat menonjol di antara para pria.
Sorot mata Asher menyiratkan kebencian. Tidak peduli betapa cantiknya Giany, dia tetaplah pecundang, "Giany, hari ini kita akan beli berapa pun yang bisa kamu minum."
Denis yang ada di sebelah langsung ingin menghentikannya. Meskipun mereka memang kaya, harga bir itu 2 miliar per botol dan tingkat toleransi alkohol Giany ....
"Asher, dia cukup bisa minum ...."
Sebelum Denis bisa menyelesaikan ucapannya, Giany membuka botol bir dan tersenyum pada semua orang, "Oke, kalian yang bilang."
Asher sangat membenci Giany dan sudah menantikan penampilan mabuk serta memalukan orang ini. Dia pun bersandar ke belakang.
"Itulah yang kubilang, minumlah. Giany, jangan salahkan aku karena nggak mengingatkanmu. Denis nggak menyukaimu dan semua orang di Ruang VIP membencimu. Kalau sampai kamu mabuk dan diculik orang, besok kamu pasti akan berada di halaman utama. Tapi nggak ada yang akan menghapus pencarian teratas untukmu."
Siapa yang tidak tahu kalau yang disukai Keluarga Limz adalah Yoana dan Giany adalah pecundang yang tidak diinginkan siapa pun?
Giany mengambil gelas dan menuang segelas besar untuk dirinya sendiri sampai habis.
Lalu dia membuka botol kedua dan botol ketiga.
Ekspresi Asher berubah dari yang awalnya menonton pertunjukkan hingga akhirnya tidak bisa duduk lagi seolah ada semut yang merayapi sekujur tubuhnya.
Giany sama sekali tidak terlihat mabuk seolah dia bisa minum beberapa botol lagi.
Sekarang 6 miliar telah dihabiskan. Tidak peduli seberapa kaya semua orang, mereka tidak akan mau bermain seperti ini.
Suasana di tempat berubah dari gaduh menjadi sunyi. Beberapa orang takut Asher akan kehilangan muka, jadi mereka buru-buru menarik lengan baju Denis.
Denis mengerutkan kening dan menatap Giany, "Sudahlah, Giany, jangan mempermalukan diri lagi."
Giany telah menghabiskan botol keempat dan tersenyum setelah mendengar ini, "Siapa kamu?"
Begitu kata-kata ini terlontarkan, seseorang langsung berkata dengan sinis, "Ngapain berpura-pura? Bukankah malam ini kamu datang cuma demi Denis? Tapi trikmu kali ini memang lebih baik dari sebelumnya. Setidaknya semua orang akan mengingatmu."
Giany membuka botol kelima dan raut wajah Asher menjadi muram.
Denis berdiri dan meraih pergelangan tangan Giany, "Sudah cukup, jangan mengacau lagi. Apa kamu ingin semua orang melihat kekonyolanmu?"
Ujung jari Giany mencengkeram gelas dan tatapannya berhenti pada Asher, "Kalau pria ini nggak bisa bayar, orang lain boleh membantu."
Asher belum pernah dipermalukan seperti ini sebelumnya dan pipinya memerah karena marah.
"Giany, kamulah yang begitu nggak masuk akal sehingga Denis membencimu. Kamu sama sekali nggak bisa dibandingkan dengan Yoana!"
Giany minum gelas terakhir perlahan, "Ternyata kamu menyukai Yoana."
Asher tersentak dan langsung panik, tanpa sadar menatap Denis.
Ekspresi Denis berubah dan dia mendorong Giany, "Omong kosong apa yang kamu ocehkan!?"
"Entah aku bicara omong kosong atau nggak, bukankah kamu tahu dengan melihat raut wajah sahabatmu itu? Coba cari tahu apakah dia sudah bersama Yoana atau nggak."
Dia berkata sambil membariskan lima botol kosong, "10 miliar, silakan pakai kartu."
Dia merentangkan tangan ke arah Asher.
Asher tidak berani menunda karena merasa bersalah dan segera memberikan kartunya.
Setelah menggesek kartu, Giany melihat Denis si pria yang telah memfitnahnya sedang mengeluh seberapa cepat Asher membayar. Sepertinya dia memang telah bersama dengan Yoana.
Dia mengangkat alisnya tanpa berkata apa-apa.
Giany berbalik untuk pergi dari ruang VIP dan pergi ke kamar kecil staf untuk berganti pakaian.
Pintu di belakangnya tiba-tiba terbuka dan Denis berjalan dengan penuh amarah sebelum mencengkeram lehernya.
"Giany, mau cari mati? Kali ini kamu keterlaluan!"
Setelah kata-kata seperti itu terucapkan di hadapan banyak orang, kelak bagaimana dia bisa berteman dengan Asher?
Giany melihat wajah marah ini dan hatinya terasa perih sesaat.
Kekuatan di lehernya semakin erat dan dia hampir mati lemas karena kekurangan napas.
Rasa sakit yang menyengat menyebar dari jantung ke anggota tubuh dan tubuhnya menjadi dingin.
"Plak!"
Dia mengangkat tangan dan menampar Denis dengan kuat.