Bab 6
Aku akan lanjut tinggal di hotel selama beberapa waktu ke depan.
Rania datang menemuiku setiap hari. Berbeda dengan dirinya yang ketus dan sombong dulu, sekarang dia sangat ramah.
Dia membuatkan sarapan untukku setiap hari, tetapi tidak pernah membahas soal perceraian.
Melihatnya yang masih ingin mempertahankan hubungan ini, aku benar-benar kehilangan kesabaran.
"Rania, jangan main-main denganku. Kamu tahu nggak ada yang bisa mengubah keputusanku. Dulu dan sekarang tetap sama."
Rania menjatuhkan sendok di tangannya dengan tatapan yang menyedihkan.
Dia menutupi telinga, seolah-olah menolak ucapanku dan
"Suamiku, aku tahu sudah mengecewakanmu dan ketus padamu di masa lalu, tapi kita sudah menikah selama tiga tahun. Konflik antar pasangan itu wajar. Tolong maafkan aku untuk kali ini."
"Sena dan aku sudah putus sepenuhnya. Percayalah padaku."
Rania terus bicara, tetapi aku nggak punya kesabaran untuk mendengarkannya.
Aku perlahan menyelanya dan berkata, "Aku nggak pernah menerima barang be
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda