Bab 5
Namun, sebelum aku melangkah lebih jauh, Rania sudah mengejarku di pintu lift.
Dia mengulurkan satu tangannya, menghalangi pintu lift dengan tubuhnya, dan bergegas memegang tanganku.
Para investor terkejut dan mencoba menariknya menjauh.
Namun, saat ini Rania sedang menatapku. Emosi membuatnya lebih kuat dari biasanya.
"Kiki, aktingmu menarik juga. Meski orang lain nggak mengenalimu, aku jelas kenal kamu! Mana mungkin bocah kampung yang miskin sepertimu ternyata seorang CEO?"
"Kamu pikir aku nggak akan menceraikanmu kalau pura-pura jadi bos besar? Jangan mimpi!"
Pada saat ini, wakil CEO, Candra Yeska datang dan menarik Rania secara paksa.
"Bu Rania, ini momen kritis untuk perusahaan. Kalau kamu mau ngambek, harusnya pilih waktu yang lebih tepat! Proyek dan perusahaan ini, dari masa inkubasi sampai sudah IPO, semuanya adalah hasil kerja keras Pak Kiki!"
"Kalau kamu menyerahkan perusahaan ke orang asing cuma demi seorang pria tampan, kamu saja mempermainkan masa depan semua karyawan peru
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda