Bab 86
"Apa katamu?"
Heri menatapnya dengan penuh kebencian. Dia menunjuk ke arah Yolanda dan berkata dengan nada yang dingin,
"Ulangi lagi!"
Dia pernah melihat orang yang tidak takut mati, tetapi belum pernah melihat seseorang yang berani menantang mereka setelah mengetahui identitas mereka.
Lanny juga terkejut.
"Ke mana otakmu?"
"Cepat bangun!"
Dia khawatir bahwa Yolanda akan merugikan dirinya sendiri. Dengan segera dan dengan senyuman dia menghampiri Heri untuk menjelaskan,
"Orang ini nggak punya hubungan yang begitu dekat dengan keluarga kami. Kami sangat menghormati Pak Hubert."
Heri melirik Lanny dengan tatapan dingin.
Melihat bahwa Yolanda masih belum bergerak membuat kesabarannya habis.
"Aku memberimu kesempatan terakhir, apa kamu mau pergi dari sini atau tidak?"
Yolanda melihat bahwa Heri sepertinya tidak mengerti bahasa manusia, kesabarannya hampir habis.
"Aku bilang kalau ada masalah, suruh Hubert datang menemuiku secara langsung!"
Begitu orang-orang di sekitarnya mendengar perkata
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda