Bab 100
"Kalau kamu memintaku menjadi dosen di Inesia, aku lebih memilih duduk diam dan menghabiskan tabunganku." Pendidikan yang diterima Sandrio adalah kebebasan.
Dia bukan tipe orang yang ingin terikat oleh pikirannya.
Cintia bisa mendengarnya mengucapkan kata-kata seperti itu, dalam arti lain, itu normal.
Setelah pelayan selesai menyajikan makanan.
"Cintia, apa kamu nggak ingin tahu bagaimana aku mengetahui dan memperhatikan urusan keluargamu?"
Sandrio kembali ke topik dan ekspresi Cintia jadi serius.
"Sepertinya itu ada hubungannya dengan keluargaku."
"Ayahmu berjasa padaku."
Ucapan Sandrio langsung membuat Cintia tertegun.
"Apa maksudnya?"
Sandrio mengambil sepotong ikan dan memasukkannya ke dalam mulutnya, "Aku akan menceritakan sebuah kisah padamu."
Cintia mengangguk dengan bengong.
"Sekitar belasan tahun yang lalu, di sebuah titik pertemuan di kota Floren, ada seorang anak laki-laki compang-camping berwajah Inesia. Dia berjongkok di pinggir jalan dan menunggu bantuan dari orang yang l
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda