Bab 93
Aku seketika mendelik. "Serius?"
"Tentu saja serius." Suara Wina terdengar sedikit sombong. "Ibuku terus-terusan menyuruhku pulang."
Di dalam pesawat menuju Kota Ambarawa, Hendra menjelaskan dengan singkat mengenai situasi saat ini padaku.
"Sekarang kita perlu memesan bahan baku polimer, dan satu-satunya yang bisa memasok bahan itu hanyalah Grup Santiago. Pemimpin Grup Santiago, Zayden Santiago, adalah objek utama kunjungan kita kali ini."
Keluarga Santiago di Kota Ambarawa?
Hatiku terkejut, rasanya tidak kebetulan sekali.
"Lalu, kenapa pekerja sebelumnya nggak bisa menyelesaikan pemesanan itu?" tanyaku dengan hati-hati.
"Situasi Finley kala itu cukup rumit." Hendra sedikit mengernyit. "Aku juga kurang tahu detailnya, tapi bisa dipastikan kalau Zayden memang sengaja mempersulitnya."
"Kenapa?" Aku sangat terkejut. "Bukannya di dunia bisnis, asalkan harga cocok, maka tinggal jual saja?"
"Dunia bisnis tidak sesederhana itu." Hendra menghela napas. "Bahan polimer yang kita butuhkan kali in

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda