Bab 64
Aku tertawa dingin. "Jadi, menurutmu aku mendapatkan perhatian Pak Yudha dengan cara yang licik? Kalau begitu, kamu sendiri, waktu jadi manajer dulu, pakai cara luar biasa apa sih?"
"Kamu ..." Wajah Cici memucat karena amarah yang membuncah, sementara rekan kerja lainnya mulai berbisik penuh penasaran.
Tanpa ragu, aku berbalik dan melangkah menuju kantor Yudha.
"Kenapa lagi?" Yudha memperhatikan ekspresi kesalku, lalu ia mengernyit dan berkata, "Kalau mau marah, keluar sana! Perusahaan ini bukan tempat buat kamu yang suka marah-marah begini!"
Sebelum sempat menjawab, Cici telah membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan. "Pak Yudha, ini dokumen baru yang harus ditandatangani."
Begitu menyadari kedatangan orang lain, ekspresi wajah Yudha berubah seketika. Ia lantas menerima dokumen yang diberikan oleh Cici.
"Pak Yudha." Cici tampak merapikan rambutnya, kemudian berpura-pura kelelahan. "Saya begadang merapikan laporan ini, tolong diperiksa, mungkin ada yang perlu diperbaiki."
Dalam hati, a

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda