Bab 11
Air mata mulai menggenang di mata ibuku. "Dulu, aku juga salah. Di Kediaman Keluarga Zuriawan, aku cuma mau menebus kesalahan."
Aku tidak tahu harus berkata apa.
"Bu," panggilku, agak menaikkan suara. "Untuk apa? Apa ada yang peduli dengan usahamu di Kediaman Keluarga Zuriawan?"
"Sebenarnya, Om Kiano cukup baik kepadaku. Kak Cela dan yang lainnya juga baik." Air mata ibuku mulai jatuh. "Khaira, apakah kamu ... dan Yudha, masih sama seperti dulu?"
Aku susah payah menelan ludah dan mulai membuka mata.
Aku tidak tega jika menyalahkan Ibu. Aku selalu tahu, selama tinggal di Kediaman Keluarga Zuriawan, hidupnya tidak seperti Nyonya Besar. Di satu sisi, aku juga tidak bisa ... memahaminya.
"Aku dan Yudha memang bukan satu keluarga." Aku berdiri dan kembali bicara, "Bu, jaga dirimu baik-baik."
Aku berbalik, berniat untuk pergi.
"Khaira." Ibuku tiba-tiba bersuara.
"Kalau ada waktu, pulanglah sesekali." Matanya merah seraya kembali berbicara, "Bagaimanapun juga ... kita satu keluarga."
Sebenarn

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda