Bab 2893
'Hah, aku nggak menyangka di mata ayahku aku sudah berubah menjadi orang seperti itu.' pikir Dian.
"Oke, karena kamu bilang aku melakukan kesalahan, coba katakan baik-baik sebenarnya di mana letak kesalahanku. Bagaimana aku sudah menyinggungmu, sampai-sampai kamu menunjukkan ekspresi sedih di hadapan ayahku untuk menuduhku?"
Dian duduk bersandar di kursinya, mencondongkan bibirnya ke arah Ririn.
Ririn melambaikan tangannya dan berkata, "Bukan begitu, aku nggak mengatakan apa pun. Ayah, Ayah benar-benar sudah salah paham. Kakak nggak melakukan apa pun. Semua ini salahku. Mungkin karena aku baru bangun tidur nggak lama, gejolak emosiku terlalu besar. Ini nggak ada hubungan dengan Kakak. Ayah jangan salah paham padanya lagi. Kakak juga jarang-jarang pulang ke rumah. Aku sangat merindukannya."
Seulas senyum getir mengembang di wajah Lesti, sedangkan api amarah Fabian makin membesar.
"Kamu benar-benar hebat, ya. Sepertinya sekarang kamu sudah nggak menganggap serius siapa pun."
"Berani-bera
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda