Bab 2892
Fabian juga menyetujui ucapan istrinya. Sementara itu, Dian dan Ririn menempati masing-masing dari sisi meja.
Begitu duduk di meja makan, Ririn langsung menundukkan kepalanya, kelihatan bersedih.
Fabian bertanya dengan santai, "Ada apa denganmu? Apa semalam kamu nggak beristirahat dengan baik."
Saat mengangkat kepalanya, butiran-butiran bening tampak jelas di mata Ririn. 'Ckckck, akting ibu dan anak ini makin bagus saja, ya? Kenapa mereka nggak kepikiran untuk menjadi aktris saja, ya?' pikir Dian setelah menyaksikan pemandangan itu.
Boleh dibilang akting Ririn lumayan bagus.
Daripada adik tirinya itu menunjukkan kemampuan akting yang dimilikinya padanya, bukankah lebih baik ibu dan anak itu pergi menghasilkan uang dengan memanfaatkan kemampuan yang mereka miliki itu? Terkadang, dia sendiri bahkan harus ikut akting, mengikuti permainan ibu dan anak itu. Kalau tidak, dia benar-benar tidak bisa lolos dari dua "aktris" rumah ini.
Dian fokus memakan makanannya sendiri. Sambil menyendok sayu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda