Bab 156
"Terserah," jawab Agam.
Dari nada bicara pria ini yang dingin, sepertinya dia sama sekali tidak tertarik untuk makan, tetapi dia malah tidak menolak.
Jovita tidak berpikir panjang tentang sikap Agam yang cuek. Dia hanya merasa senang karena dia bisa makan siang dengan seorang pria terhormat seperti Agam.
"Kalau begitu, ayo pergi ke Restoran Yunella, makanan di sana enak-enak!" kata Jovita.
Restoran Yunella adalah salah satu restoran kelas atas terbaik di Kota Marila. Harga makanan di restoran tersebut sangat mahal. Kalau bukan untuk mentraktir orang penting seperti Agam, Jovita biasanya juga tidak rela untuk makan di restoran itu!
Agam hanya mengiakan ajakan Jovita dengan ekspresi datar, lalu berbalik dan berjalan ke arah pintu lobi ....
Sambil mengikuti Agam, Jovita menoleh dan berteriak dengan kesal pada Pamela, "Ayo cepat, jangan lama-lama! Kamu mau membuat Pak Agam menunggumu, ya?"
Pamela mengernyit dengan tidak berdaya, lalu menyusul kedua orang itu.
Mereka datang dengan jemputan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda