Bab 87
Dalam sekejap, kerumunan mulai bergumam dengan suara yang semakin keras, dan tatapan tak terhitung jumlahnya terpaku pada diriku, menilai dari atas hingga bawah.
Tidak ada pilihan, aku menggeser tubuhku dan memberi ruang untuk pria itu.
Riel sama sekali tidak tahu apa yang terjadi, jadi dia agak bingung.
Begitu melihat dokter datang, dia segera memberi jalan, "Dokter, tolong cepat periksa dia. Kami tadi cuma melihat dia terbaring di sini."
Pandanganku tidak pernah lepas dari pria itu sedetik pun.
Dia membelakangiku, dari sudut ini, hanya aku dan Riel yang bisa melihat gerak-geriknya.
Satu kakinya mundur sedikit saat dia berjongkok, tangan besarnya bergerak menuju leher rapuh wanita itu.
Aku langsung membentak, "Apa yang kamu lakukan?"
"Memeriksa, apa dia sudah mati atau belum." Suaranya terdengar sangat tenang hingga terasa menyeramkan.
Wiu wiu wiu …
Suara sirene ambulans terdengar.
Untungnya tempat ini tidak jauh dari rumah sakit.
Pria itu tampak menurunkan intensitasnya, tapi aku sem
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda