Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Hancurnya AsmaraHancurnya Asmara
Oleh: Webfic

Bab 67

"Nggak tahu. Tapi, dia kelihatannya ingin aku ikut pergi dengannya," jawabku. Aku menggendong Nindi. Gadis kecil itu lalu mencengkeram kerah bajuku erat-erat sambil menunjuk ke arah lain. Aku bertukar pandang dengan Riel, kemudian berjalan ke arah yang ditunjukkan Nindi. Setelah menuruni tangga, aku melihat ada noda tetesan berwarna merah gelap di depan pintu kamar dekat tangga. Tetesan itu membentuk jejak yang sempat terputus sebelum kembali terlihat di anak tangga bawah. Tetesan ini mirip tetesan darah ... Nindi menunjuk ke arah pintu keluar dan kami pun bergegas ke sana. Kemudian, Nindi menunjuk lagi dengan gelisah ke semak-semak. Tempat itu tidak diterangi lampu dan sangat gelap. Entah apa yang bersembunyi di sana. Aku menarik tangan Riel yang terburu-buru ingin pergi memeriksa semak-semak itu. "Tempat itu nggak terpantau kamera pengawas. Ini sudah malam, lebih baik kita jangan langsung ke sana." "Kamu naik dulu dan panggil yang lain," ujarku kemudian. Riel mengangguk dan segera be

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.