Bab 46
Akan tetapi, Chelan malah makin memelukku dengan erat. "Chelan, aku nggak bisa napas!"
Pelukan Chelan kuat sekali. Apa aku ini boneka?
Chelan sedikit mengendurkan pelukannya, tetapi aku tetap tidak bisa bergerak ke mana-mana.
"Ibu, guru bilang prestasiku naik lagi!"
"Aduh, anak Ibu memang pintar! Akhir pekan nanti kita ke taman hiburan yuk?"
"Boleh!"
Tiba-tiba, terdengar suara seorang ibu dan anak perempuannya dari pintu lift. Suara si anak perempuan terdengar begitu polos dan senang.
Suara langkah kaki mereka makin dekat. Itu pasti salah satu tetangga yang habis menjemput anaknya pulang les.
Aku pun menginjak kaki Chelan dengan kencang. "Jangan sembarangan kamu. Kamu mungkin nggak punya rasa malu, tapi aku masih punya."
Chelan mengerang kesakitan, lalu menegakkan tubuhnya dengan matanya yang masih terpejam. Aku baru menghela napas dengan lega, tetapi pria itu mendadak menarikku masuk ke dalam rumahnya.
Klak! Suara pintu yang dikunci pun terdengar.
Rumah Chelan tampak gelap gulita. Sat
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda