Bab 38
Sebenarnya, Kenzo memang tipe pria yang sempurna. Dia tidak suka bermain wanita, selalu memberikan batas yang jelas dengan lawan jenis di sekitarnya, kaya, tampan, terpelajar dan memiliki kepribadian yang baik.
Aku menatap pandangannya yang penuh cinta itu. Apa lagi-lagi dia sedang melihat sosok orang lain melalui diriku?
"Kenzo," panggilku. Ini pertama kalinya aku memanggil namanya secara langsung tanpa embel-embel julukan apa pun. "Apa kamu benar-benar mencintaiku? Atau kamu sebenarnya melihat sosok orang lain pada diriku?"
Kaleng aluminium yang Kenzo pegang sontak terjatuh dan membentur lantai dengan suara nyaring. Isinya yang belum habis tumpah keluar dan mengotori lantai.
Ini pertama kalinya aku melihat Kenzo sepanik ini. Dia bahkan sampai berujar dengan terbata-bata, "Aku ... Kamu … Bukan begitu … "
Sebenarnya, aku sudah tahu.
Itu sebabnya ekspresiku terlihat biasa saja, aku juga tidak merasa bagaimana-bagaimana dijadikan pengganti.
"Aku sudah tahu dari semenjak kuliah."
Kenzo pu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda